A.
Pendahuluan
Landasan Pendidikan
Pendidikan adalah sesuatu yang
universal dan berlangsung terus tak terputus
dari generasi ke generasi di manapun di dunia ini. Upaya memanusiankan
manusia melalui pendidikan itu di selenggarakan sesuai dengan pandangan hidup
dan dalam latar social kebudayaan setiap masyarakat tertentu. Oleh karena itu
meskipun pendidikan universal namun terjadi perbedaan-perbedaan tertentu sesuai
dengan pandangan hidup dan latar sosiokultular tersebut.Dengan kata lain
pendidikan di selanggarakan berlandaskan filsafat hidup serta sosiokultural
setiap masyarakat termasuk Indonesia. Kajian ketiga landasan itu,(filosofis,
sosiologis , dan cultural) akan membekali setiap ketenaga kependidikan dengan
wawasan dan pengetahuan yang tepat tentang bidang tugasnya.selanjutnya terdapat
dua landasan lain yang selalu erat kaitanya dalam setiap upaya pendidikan
utamanya pengajaran yakni landasan psikologis dan landasan iptek. Landasan
psikologis akan membekali tenaga kependidikan dengan pemahaman perkembangan
peserta didik dan kependidikan. Khususnya guru,tentang sumber bahan ajaran.
Pengkajian landasan psikologis dan landasan iptek tersebut akan membekali
tenaga kependidikan suatu pegangan dalam mewujudkan keseimbangan dan
keselarasan yang dinamis antara pengembangan jati diri peserta didik dan
penguasaan iptek tersebut . Pendidikan sebagai usaha sadar yang
sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah landasan serta mengindahkan
sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena
pendidikan merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat
suatu bangsa tertentu. Untuk Indonesia, pendidikan diharpkan mengusahakan (i)
pembentukan manusia pembangunan yang tinggikualitasnya dan mampu mandiri dan
(ii) pemberian dukungan bagi perkembangan masyarakat , bangsa dan negara Indonesia
(Undang –undang,1992 : 24 ). Landasan landasan pendidikan tersebut akan
memberikan pijakan dan arah terhadap pembentukan manusia Indonesia , dan
serentak dengan itu mendukung perkembangan masyarakat,bangsa dan Negara.
Sedangkan asas-asas pokok pendidikan itu, dan pada giliranya,member corak pada
hasil-hasil pendidikan itu yakni manusia dan masyarakat in donesia. Selanjutnya
landasan ilmiah dan tekhnologi akan mendorong pendidikan itu akan menjemput
masa depan. Kajian berbagai landasan pendidikan itu akan dapat membentuk
wawasan pendidikan yang tepat, serta member peluang yang lebih besar dalam
merancang dan menyelenggarakan yang lebih luas terhadap pendidikan, baik dalam konseptual
maupun operasional.
1 Landasan filosofis.
Terdapat kaitan yang erat antara
pendidikan dan filsafat karena filsafat mencoba merumuskan citra tentang
manusia dan masyarakat sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra tersebut.
Runusan tentang tujuan dan cara-cara penyelenggaraan pendidikan, dan dari sisi
lain pendidikan merupakan proses
memanusiakan manusia
2.Landasan
Sosiologis
Masyarakat
Indonesia sebagai landasan sosiologis system pendidikan nasional, masyarakat
mencakup sekelompok orang yang berinteraksi antar sesamenya, saling tergantung
dan terikat oleh nilai dan norma yang di patuhi bersama, serta pada umumnya
bertempat di wilayah tertentu, dan adakalanya mereka mempunyai hubungan darah
atau memiliki kepentingan bersama.
3.Landasan
Kultural
Kebudayaan
sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya itu akan selalu
terkait dengan pendidikan.
B. Pembahasan
Sebagaian
besar masyarakat Indonesia sekarang sudah sadar akan pentingnya pendidikan
untuk meningkatkan hidup dan kehidupan . Di mana –mana tampak anak-anak muda
mereka berebut untuk mendapatkan sekolah,walaupun ada sejumlah kasus orang tua
menolak menyekolakan anak dengan dalih membantu mencari nafkah .Bagi masyarakat
yang tidak lagi berada di bawah garis kemiskinan rata-rata –rata amat berusaha
kalau tidak dapat di sekolah atau perguruan tinggi negeri,mereka siap
menyekolahan putra-putranya di sekolah atau perguruan tinggi swata.Mengapa
Masyarakat atau para remaja bersikap seperti di atas asumsi mereka adalah makin
tinggi ijazah yang dapat diraih makin cepat dapat pekerjaan serta makin besar
gaji yang di terima. Namun kenyataan menunjukan tidak persis seperti it.
Lulusan S1 misalnya,banyak sekali yang banyak sekali yang belum bisa bekerj.
Hal ini di sebabkan karena pemakai tenaga kerja tidak di percaya kepada
kemampuan,keterampilan,dan kepribadian para pencari kerja.Bila pencari kerja
tidak memiliki perguruan tinggi mampu membuat lulusan agar memiliki criteria
lebih-lebih bila mahasiswa yang bakal lulus tidak mempunyai kemampuan yang
memadai alias sekedar lulus. Berdasarkan kenyataan di atas belakangan ini ada
perkembangan baru di kalangan masyarakat. Mereka sudah mulai memilih perguruan
tinggi ini di banjiri oleh peminat sementara ada sejumlah perguruan tinggi yang
kurang calon mahasiswa.(pidarta.168 :2013 )
Sikap
masyarakat terhadap sekolah kejuruan
adalah sebagai akibat dari asumsi di atas .Hampir semua remaja yang didukung
oleh orang tua mereka ingin studi di perguruan tinggi.Akibat sekolah kejuruan
kurang laku sampai -sampai sekolah ini
mendapat julukan sekolah kelas dua padahal tenaga kerja menengah lebih banyak
di butuhkan dari pada tenaga ahli. Selama itu pula pemerintah tidak berdaya
mempromosikan sekolah kejuruan yang sangat penting bagi masyarakat pada
umumnya. Namun sekarang minat terhadap sekolah kejuruan mulai meningkat.
Sementara itu lulusan sekolah maupun perguruan tinggi hamper seluruh sekolah
maupun perguruan tinggi hamper seluruhnya di tentukan oleh prestasi belajar
dalam aspek kognisi. Sebab seleksi melalui Negara hamper seluruh ujian Negara
hampir seluruhnya mengukur kemampuan kognisi. Dengan demikian, tujuan
pendidikan nasional, pendidikan nasional untuk membentuk manusia seutuhnya
belum tercapai. Kondisi seperti ini member peluang untuk munculnya kenakalan
remaja, yang ada gilirannya kelak, mungkin sebagai penyebab maraknya korupsi
dan kolusi seperti sekarang. Hal ini perlu didasari sejak dini oleh
pemerintah,khususnya para pengambil keputusan dalam bidang pendidikan. Kini
mari kita lihat pengaruh globlisasi terhadap masyarakat Indonesia. Dari
pengamatan sehari-hari,ada beberap hal yang tampaknya sudah kena pengaruh
globalisasi. Hal – hal yang dimaksud antara lain:
1.
Bidang
ekonomi.Ekonomi global ini tercermin dari adanya :
A.
Bantuan
dana dari luar negeri.
B.
Penanaman
modal asing di Indonesia
C.
Industri
dan perdagangan Indonesia menyebar ke luar negeri atau sebaliknya industry dan
asing masuk ke Indonesia
D.
Ekonomi
moneter tidak dapat di isolasi dari pengaruh dunia luar
2.
Bidang politik. Tokoh –tokoh internasional
sering kali mempermasalahkan :
Oleh globalisasi dunia. Yaitu :
a.
Ham
( Hak Asasi Manusia )
b.
Demokrasi
3.
Bidang
kebudayaan. Bidang kebudayaan yang sudah
di masuki oleh globalisasi dunia, yaitu:
a.
Lagu
– lagu barat sudah banyak masuk ke Indonesia
b.
Tayangan
lagu dan cerita barat terlau banyak terutama di telivisi swasta. Tampak seolah
olah tidak menghiraukan kesenian daerah atau Indonesia
c.
Budaya
konsumtif yang tidak puas belanja di dalam negeri, terutama untuk orang-orang
kaya
4.
Kehidupan
remaja. Kehidupan remaja yang sudah kemasukan arus globalisai,yaitu
A.
Minum-
minuman keras
B.
Ikut-ikutan
memakai narkoba
C.
Bermain-
main di klub malam, yang dapat menertibkan sifat erotis.
D.
Melakukan
tidakan kekerasan yang menyimpang dari kepribadian Indonesia
Sekarang kita teruskan pembahasan
inidengan kondisi social atau kemasyarakatan. Situasi keluarga yang harmonis dan damai serta
masyarakat penguyuban yang tolong –menolong
Sudah mulai menyusut paling sedikit ada empat factor sebagai
penyebabnya, yaitu :
1.
Pertumbuhan
ekonomi Indonesia, ,membuat ekonomi masyarakat kelas menengah keatas semangkin
meningkat.
2.
Akibat
kemampuan daya beli meningkat daya beli meningkat, maka kewajaran manusia yang
mencintai harta benda semakin terpenuhi kepuasasan ini mendorong orang –orang
untuk mencari uang lebih banyak ,tidak cukup oleh suami saja.
3.
Gerakan
emansipasi mempercepat proses mmpekerjakan perempuan. Akibatnya banyak suami
istri dalam keluarga bekerja keduanya.
4.
Ketiga
butir di atas tidak terlepas dari pengaruh globalisasi dunia
Anita dalam pidarta 1996,
mengambarkan situasi keluarga dalam pasca modern ini sebagian besar suami istri
bekerjasama mencari nafkah, angka perceraian yang tinggi
Di samping memperkuat jati diri
ada hal-hal tertentu yang bisa di lakukan untuk mengurangi pengaruh globalisasi terhadap kebudayaan dan
kehidupan para remaja.
Tindakan – tindakan yang dimaksud
yaitu :
1.
Membaut
pembatasan kepada media elektronik terutama televisi yang sangat berpengaruh
kepada kehidupan anak-anak dan remaja,untuk :
a.
Maksimal
50 persen menayangkan lagu-lagu luar negeri.
b.
Minimal
50 persen menanyangkan kesenian-kesenian daerah.
c.
Hanya
menayangkan film aksi/laga yang tidak berbau kekerasan.
d.
Tidak
menayangkan film-film yang mengundang erotis. Pembatasan ini berlaku baik pada
televisi swata maupun pemerintah.
e.
Tidak
menayangkan prilaku-prilaku egois,sadis,ketus,menghina,dan menyindir
f.
Tidak
menyayangkan film-film yang merusak bahasa Indonesia, film film harus berbahasa
Indonesia yang baik dan benar.
2.
Mendukung
tindakan pemerintah terhadap upaya
memerangi perilaku negative para remaja , seperti, :
a.memberantas minuman keras dan
narkotoka.
b. mengurangi jumlah club malam
dan mengawasi tindakan-tindakan yang negative.
c. menangkap dan menghukum mereka
yang berkelahi.
d. Di samping itu perlu
meningkatkan mutu pendidikan sekolah, masyarakat, dan keluarga.
e. memberikan penyaluran kegiatan
yang positif atau pekerjaan yang pantas.
Yang terakhir adalah tanggapan
dan tindakan kita terhadap kondisi masyarakat dewasa ini. Seperti telah di
uraikan di atas, banyak orang tua anak bekerja kedua-duanya sehingga pendidikan
keluarga menjadi agak sulit di tangani, anak-anak banyak yang hidup sendiri
menghadapi berbagai masalah sendiri,seolah –olah mereka di tuntut untuk
berkompeten menghadapi hidup dan kehidupan seperti itu.
Ada beberapa tokoh pendidikan
yang menghendaki terjadinya pergeseran paradigm pendidikan antara lain oleh
rector IKIP Yogyakarta dalam forum Simposium Nasional yang di adakan di
Yogyakarta tahun 1996.Dikatakan paradugma itu bergerak, yaitu :
1.
Pendidikan
adalah usaha sadar ke pendididkan sebagai usaha sadar yang di sadari.
2.
Pendidikan
sekolah kependidikan sekolah dan luar sekolah.
3.
Pendidikan
dan pengajaran kebudayaan.
4.
Proses
assembling ke proses membangun dari awal
Perubahan paradigm ini mungkin
bisa di lengkapi butir lain yang bersumber dari pemikiran anita dalam pidarta
(1996) sebagai pemberi inspirasi yaitu :
1.
Anak
yang patuh ke anak yang mandiri
2.
Anak
–anak sebagai makhluk yang terlindungi, ke anak yang berkompetensi.
Inilah pendapat mereka tentang
cara menanggulangi masyarakat dan keluarga di zaman sejarang ini.
Pendidikan bagi sebagian besar
orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa,
sebaliknya bagi jean piaget dalam syaful (1896 ) pendidikan berarti
menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu penciptaan
dibatasi oleh pembandingan dengan pencitaan yang lain. Menurut jean peaget
dalam syaiful pendidikan sebagai
penghubung dua sisi di satu sisi individu yang sedang tumbuh dan di sisi lain
nilai social, intelektual, dan moral yang menjadi tanggung jawab pendidikan
untuk mendorong individu tersebut. Individu berkembang sejak lahir dan terus
berkembang, perkembangan ini bersifat kausal. Namun tedapat komponen normative,
juga karena pendidikan menuntut nilai. Nilai ini adalah norma adalah norma yang
berfungsi sebagai petunjuk dalam mengidentifikasi apa yang diwajibkan, di
perbolehkan, dan di larang. Jadi pendidikan adalah hubungan yang normative
antara individu dan nilai. Pandangan tersebut memberi makna bahwa pendidikan
adalah segala situasi hidup yang
mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung
dalam segala lingkungan dan sepanjang
hidup. Dalam arti sempit pendidikan adalah pengajaran yang di selenggarakan
umumnya di sekolah sebagai pendidikan formal. Sedangkan para ahli psikologi
memandang pendidikan adalah pengaruh oran dewasa agar mempunyai kemampuan yang
sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan - hubungan dan tugas-tugas socialnya dalam masyarakat.
Pendidikan di sebut juga
pedagogik, yang merupakan terjemahan dari bahasa inggris yaitu “pedagogics” pedagogics sendiri berasal dari bahasa yunani
yaitu “pais” yang artinya anak, dan “again” yang artinya membimbing
poerbakwaja dan harapan dalamsyaiful (2011 : 2 ) pedagogic mempunyai dua arti
yaitu
1.
Prakrek,
cara seorang mengajar
2.
Ilmu
pengetahuan mengenai prinsip – prinsip dan metode mengajar, membimbing dan mengawasi pelajaran yang di sebut juga
pendidikan.
Dari pengertian itu dapat di
pahami bahwa pendidikan mengandung makna “bimbingan yang memberikan kepada
anak” yaitu bimbingan tentang suatu mata pelajaran yang diberikan oleh guru
pada peserta didik secara formal.
Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan Negara.
( UUSPN No. 20 tahun 2003 )
Kesimpulan:
Hasil Pemaparan di atas untuk
membuat kebudayaan, termasuk pendidikan masyarakat, sebagai suatu yang tidak
selalu di sadari oleh pendidik, menjadi wadah proses belajar sehingga anak
dapat berkembang wajar sejak awal, membutukan sejumlah pembenahan.
1.
Kerjasama
orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam memperbaiki pendidikan di
tingkatkan.
2.
Pendidikan
nonformal dan pendidikan informal, di tangani secara serius, paling sedikit
sama intensisitasnya dengan penanganan pendidikan jalur formal.
3.
Kebudayaan,
terutama tayangan telvisi, yang paling banyak berpengaruh terhadap perkembangan
anak dan remaja, perlu ditangani dengan baik seperti telah diutarahkan di atas.
4.
Kebiasaan-
kebiasaan negative yang lain perlu dihilangkan dengan berbagai cara.
Selanjutnya untuk membuat anak
menjadi mandiri dan berkompetensi, yang sebetulnya juga merupakan cita-cita
pendidikan yang telah di gariskan, merupakan persoalan metodologi belajar dan
mengajar. Bila dalam belajar mereka sering atau selalu dihadapkan pada masalah-
masalah yang nyata terjadi di masyarakat dan di beri kesempatan untuk
memecahkanya, tertentu tujuan itu lama-lama akan tercapai. Untuk itu, dalam
masa transisi ini kalau pendidikan akan
direorganisasi, perlu :
1.
Memasukan
materi pelajaran yang di ambil dari keadaan nyata di masyarakat atau keluarga
2.
Metode
belajar yang mengaktifkan siswa baik individual maupun kelompok diintensifkan
3.
Beberapa
kali mengadakan survei di masyarakat tentang berbagai kebudayaan
4.
ikut
memecahkan masalah masyarakat dan keluarga.
5.
Member
kesempatan berinovasi atau kretif menciptakan sesuatu yang abru yang lebih baik
tentang hidup dan kehidupan.
Daftar Pustaka
Sagala syaiful ( 2011). Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung :
cv Alfabeta
Tirtarahardja Umar (2005). Pengantar Pendidikan.Jakarta : Rineka
cipta
SuloLa.SL (2005). Pengantar
Pendidikan.Jakarta : Rineka cipta
Pidarta made (2013). Landasan Kependidikan.Jakarta : Rineka
Cipta